Citra Satelit
Himawari-9 IR Enhanced Wilayah NTT

Pada produk Himawari-9 EH menunjukkan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10.4 mikro meter yang kemudian diklasifikasi dengan pewarnaan, dimana warna hitam atau biru menunjukkan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan semakin dingin suhu puncak awan, dimana warna mendekati jingga, menunjukan pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus.
Himawari-9 Natural Color Wilayah Indonesia

Produk Himawari-9 NC menggunakan metode RGB (Red Green Blue) dimana beberapa band dari data satelit digabungkan sehingga diperoleh identifikasi warna yang lebih jelas. Produk ini digunakan untuk mengamati proses konvektifitas, ketebalan awan, serta mikrofisis awan. Karena produk ini menggunakan band visible yang mengandalkan sinar matahari, sehingga hanya tersedia pada saat pagi hingga sore hari.
Himawari-9 Water Vapor Enhanced Wilayah Indonesia

Produk Himawari-9 WE menampilkan kondisi kelembaban atmosfer pada lapisan menengah hingga atas yang didapat dari radiasi infrared pada panjang gelombang 6.2 mikrometer. Produk ini dapat menunjukkan kondisi kelembapan udara sebagai bahan pembentukan awan, dimana wilayah yang berwarna coklat menunjukkan kondisi kering dan berwarna biru menunjukkan kondisi basah. Produk ini digunakan untuk mengamati pergerakan massa udara kering dari benua Australia pada musim kemarau.
Himawari-9 Rainfall Potential Wilayah NTT

Produk turunan Himawari-9 Potential Rainfall adalah produk yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi curah hujan, yang disajikan berdasarkan kategori ringan, sedang, lebat, hingga sangat lebat, dengan menggunakan hubungan antara suhu puncak awan dengan curah hujan yang akan dihasilkan.
Himawari-9 RDCA Wilayah Indonesia

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk menentukan awan Cumulus yang berpotensi menjadi Cumulonimbus (tanda positif merah) dalam 1 jam ke depan.
Himawari-9 Cloud Type Wilayah Indonesia

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk mengidentifikasi secara objektif jenis awan yang ditangkap oleh band infrared dan visibel dari satelit Himawari. Produk ini diupdate setiap 1 jam.
Himawari-9 Cloud Top Height Wilayah Indonesia

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk mengidentifikasi secara objektif tinggi puncak awan yang ditangkap oleh band infrared dari satelit Himawari.
Himawari-9 Convective Cloud Wilayah Indonesia

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk mengidentifikasi secara objektif jenis awan konvektif yang ditangkap oleh band infrared dan visibel dari satelit Himawari.
Himawari-9 Geohotspot Wilayah NTT

Potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan dapat teramati dengan citra satelit Himawari-8 dengan menggunakan data suhu kecerahan kanal infrared untuk filtering awan, serta menentukan anomali suhu panas yang menunjukkan potensi terjadi kebakaran hutan (titik merah).Selain itu ditampilkan juga citra RGB pada kanal visibel dan near infrared untuk mendeteksi sebaran asap (warna coklat) untuk lebih memastikan didaerah tersebut terjadi kebakaran.
Polar Hotspot - NTT Wilayah NTT

Deteksi Hotspot (titik api) menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan. Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dibandingkan dengan sekitarnya. Observasi ini dilakukan pada siang dan malam hari untuk masing-masing satelit. Pada daerah yang tertutup awan atau blank zone, hotspot di wilayah tersebut tidak dapat terdeteksi.
GSMaP Rainrate Hourly Wilayah Indonesia

Estimasi curah hujan dapat diperoleh dengan memanfaatkan satelit geostasioner (sensor Infrared) dan satelit polar (sensor microwave). Produk ini menunjukan estimasi curah hujan (mm/jam).
GSMaP Rainrate Daily Wilayah Indonesia

Estimasi curah hujan dapat diperoleh dengan memanfaatkan satelit geostasioner (sensor Infrared) dan satelit polar (sensor microwave). Produk ini menunjukan estimasi curah hujan (mm/jam) dalam 1 hari.
GSMaP Consecutive Dry Days Wilayah Indonesia

Perhitungan hari tanpa hujan (HTH) yang digunakan berdasarkan data GSMaP harian, sehingga diperoleh peta yang lebih detail untuk menentukan wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan.
Himawari-9 Visible Wilayah Indonesia

Menunjukkan reflektivitas yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 0.65 mikrometer. Panjang gelombang merupakan panjang gelombang yang sama dengan yang digunakan mata manusia. Sensor visible akan merekam besarnya radiasi matahari yang dipantulkan kembali oleh obyek. Oleh karena itu, citra satelit visibel tidak tersedia pada malam hari.
Vektor Angin Wilayah Indonesia

Produk ini merupakan overlay citra satelit IR1 (Inframerah pada panjang gelombang 10.4 mikrometer) dan vektor angin lapisan 850mb dari data model GSM (kecepatan angin dinyatakan dalam satuan m/s).
Citra Sebaran Abu Vulkanik

Sebaran abu vulkanik menampilkan hasil analisis abu vulkanik yang ditunjukkan dengan warna merah ditandai dengan poligon berwarna kuning. Produk ini hanya dibuat sesuai dengan informasi aktivitas gunung berapi dari VAAC Darwin.